Selasa, 05 Oktober 2010

Psychopuncture : Paduan Terapi Jiwa dan Fisik Timur-Barat

SERING kali penyembuhan atau antisipasi suatu penyakit hanya mengedepankan obyek fisik semata, yaitu tubuh. Padahal kesehatan jiwa tak kalah pentingnya dan berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang.

Jiwa yang sehat dapat memberi energi positif kepada tubuh, begitu pula sebaliknya. Namun, selama ini ilmu kedokteran modern dengan berbagai spesialisasinya membuat masalah kesehatan manusia kerap ditangani secara parsial.

Suatu terapi yang mencoba menerapkan pendekatan holistik, fisik, dan jiwa adalah terapi psychopuncture (baca: saikopangcur).

Psychopuncture merupakan perpaduan ilmu dan seni pengobatan ala Timur dan Barat mengenai kesehatan tubuh dan kejiwaan manusia. Pemahaman terhadap diri sendiri merupakan gerbang terapi psychopuncture. Jika akupuntur (acupuncture) merupakan terapi tusukan jarum pada tubuh manusia, pada psychopuncture tak hanya tubuh yang mendapat "tusukan", tetapi juga sukmanya.

Psychopuncture diperkenalkan oleh Dr Hallym Calehr MD PhD, seorang berkebangsaan Indonesia yang selama ini tinggal di Jerman dan guru besar pada Universitas St Petersburg, Rusia. Hallym telah merintis dan mengembangkan psychopuncture sejak tahun 1972 di Jerman. Hallym sendiri telah mematenkan model terapi yang diformulasikannya tersebut di Federal German Patent Office di Muenchen, Jerman.

Paduan

Terapi psychopuncture merupakan perpaduan ilmu pengobatan China, India (ayurveda), dan psychoanalysis Freud dari Barat. Psychopuncture juga dimaksudkan tak sekadar untuk mengobati, tetapi juga mengantisipasi berbagai gangguan kesehatan jiwa dan fisik, terutama akibat ketidakseimbangan cara hidup manusia itu sendiri. Di Universitas St Petersburg, Rusia, psychopuncture telah menjadi ilmu dasar bagi ranah ilmu kedokteran komplementer.

"Di Rusia disebutnya nontraditional, di negara-negara Barat seperti Amerika disebut complementary, sementara di Indonesia kerap disebut alternatif. Bedanya di sini yang disebut alternatif itu terkesan tidak ilmiah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sementara di Barat dan Rusia sudah lebih dikaji dan dipelajari secara ilmiah di berbagai universitas," tutur Hallym.

MENURUT dia, dalam mendiagnosis pasien atau kliennya, pertama-tama orang tersebut diminta memilih dua buah boneka dari sepuluh boneka yang dijejerkan di meja ruang praktiknya. Boneka-boneka tersebut terbuat dari kayu dengan berbagai macam ciri ekspresi dan warna.

"Pasien akan saya suruh memilih boneka yang disukainya, setelah itu memilih boneka yang tidak disukainya," ujar Hallym.

Dia menjelaskan, pemilihan boneka kayu tersebut harus dilakukan spontan tanpa perlu berpikir lama. Dalam hal ini, pemilihan boneka secara spontan merupakan refleksi dorongan alam bawah sadar sang pasien. Metode diagnosis tersebut dia sebut BEST-basic emotional structuring test atau tes struktur emosi dasar. Melalui metode tersebut dapat dipetakan hubungan yang saling terkait antara tubuh, pikiran, emosi, dan jiwa seseorang.

Pemilihan boneka yang disukai dan tidak disukai secara spontan tersebut merupakan pintu gerbang untuk mengenali karakter emosi, jiwa, pikiran, dan fisik pasien. Hal ini yang lalu dapat membantu pasien lebih memahami dan menyadari tentang dirinya sendiri.

"Ini bukan paranormal-paranormalan. Cara ini merupakan upaya mendiagnosis diri pasien. Setiap pasien punya keunikan tersendiri," kata Hallym yang berlatar belakang pendidikan ilmu psikiatri ini.

Sepuluh macam boneka tersebut sebenarnya merupakan formulasi dari sepuluh macam ekspresi manusia (dexa-physiognogram) yang merupakan skala dari sepuluh emosi dasar manusia (dexa-emotionogram) dan sepuluh aura manusia (dexa-aurogram).

Dari pemilihan tersebut, dapat dilihat struktur bangunan ego seseorang. Setiap boneka memiliki jenis-jenis emosi tertentu yang berkelindan dengan lima unsur (air, kayu, api, tanah, dan logam) dalam keseimbangan yin dan yang.

Pemilihan boneka yang disukai atau disebut boneka simpati merupakan cermin dari ideal ego pasien. Sementara pemilihan boneka yang tidak disukai atau antipati merupakan cermin dari original ego pasien.

Ideal ego tersebut berkembang selama fase Oedipus menurut psikoanalisis Freud, saat usia 5-7 tahun, misalnya ketika anak perempuan cenderung mengagumi ayahnya dan anak laki-laki mengagumi ibunya. Sementara original ego terbentuk sebelum masa Oedipus, yaitu usia antara 2-5 tahun. Original ego ini bisa disebut sebagai batang atau pokok (stem) dari bangunan pohon ego seseorang, sedangkan ideal ego merupakan dahan (branch) dari pohon ego tersebut.

"Kemudian dari ideal ego dapat terproyeksikan apa yang disebut id ego, yaitu semacam bibit ego seseorang yang telah terbawa sejak dia lahir atau terbentuk menjadi manusia. Ini adalah ego yang paling dini yang juga diturunkan secara genetis," tutur Hallym yang juga mendalami sufisme.

Sementara dari original ego, dapat diproyeksikan subego atau akar ego seseorang (terbentuk di usia 0-2 tahun) dan superego. Superego adalah ego yang mendominasi original ego seseorang, yang merupakan adaptasinya terhadap lingkungan, hasil dari suatu mekanisme pertahanan dalam rentang hidup seseorang. Ego tersebut berkembang pada masa usia 7-25 tahun dan berlangsung seterusnya sehingga juga disebut present ego atau ego terkini.

Melalui struktur bangunan ego yang telah terpetakan tersebut, Hallym tidak hanya dapat mendiagnosis struktur ego pasien, tetapi juga berusaha mengenali potensi kelebihan dan kelemahan fisik, pikiran, dan jiwa pasien. Setelah pemilihan boneka yang memakan waktu sekitar lima menit, diagnosis struktur ego berlangsung sekitar 20 menit.

Setelah itu, pasien diberi tusukan akupuntur pada titik-titik tertentu di tubuhnya sambil pasien diajak bermeditasi dengan tuntunan Hallym. Selama meditasi, akan diperdengarkan alunan musik tertentu yang cocok dengan karakteristik struktur ego pasien.

Setelah diagnosis dengan metode boneka tersebut, pasien akan diajak lebih mengenali dirinya. Hallym biasanya juga akan merekomendasikan semacam cara hidup baru bagi pasien yang sepatutnya diikuti. Gerakan-gerakan yoga tertentu, misalnya, bisa menjadi latihan yang direkomendasikan kepada pasien. Ada pula jenis makanan tertentu yang sebaiknya dikurangi atau dikonsumsi. Meditasi juga dapat rutin dilakukan, misalnya, pada pagi dan malam hari.

Terapi psychopuncture selama ini dijalani banyak orang dengan beragam latar belakang masalah kesehatan fisik dan jiwa demi memaksimalkan kualitas kesehatannya. Mulai dari pecandu narkotika, alkoholik, penderita depresi, hingga konseling keluarga.

Sumber : kompas.co.id

Konsultasi pribadi: obat_sehat@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar